Taman Nasional Baluran juga sebagai salah satu kawasan konservasi yg didalamnya mempunyai beragam rupa flora & fauna & ekosistem mempunyai bermacam manfaat baik manfaat bersifat tangible (dalam pemanfaatan skala terbatas) ataupun manfaat yg bersifat intangible, berupa product jasa lingkungan, seperti hawa bersih & pemandangan alam. Kedua manfaat tersebut berada kepada sebuah lokasi & dikala yg sama, maka dipakai satu buah wujud kebijakan yg bisa mengatur pengalokasian sumberdaya dalam kaitannyabersama pemenuhan kepentingan warga bersama terus memperhatikan daya dukung lingkungan & perihal sosial ekonomi penduduk sekitarnya.
Taman Nasional Baluran mempunyai sekian banyak obyek & daya tarik wisata alam yg lumayan berbagai, terdiri dari kombinasi bermacam macam bentang alam mulai sejak dari ekosistem laut sampai pegunungan, savana, & keanekaragaman kategori satwa & tumbuhan. Beberapa daerah di Taman Nasional Baluran yg tidak jarang dikunjungi wisatawan &warga utk bermacam kepentingan terutama yg dipakai yang merupakan daerah maksud wisata antara lain: Gua Jepang, Curah Tangis, Sumur lanjut umur, Evergreen Forest, Bekol, Bama, Manting, Dermaga, Kramat, Kajang, Balanan, Lempuyang, Talpat, Kacip, Bilik, Sejileh, Teluk Air Tawar, Batu Numpuk, Pandean, & Candi Bang. Adapun wisatawan yg berkunjung ke Taman Nasional Baluran meliputi wisatawan domestik & wisatawan mancanegara. Dari beraneka ragam obyek wisata yg ada di Taman Nasional Baluran sebahagian sudahdikembangkan jadi product wisata, antara lain Gua Jepang, Curah Tangis, Visitor Centre, Candi Bang, Savana Semiang, Savana Bekol, Evergreen Forest Bekol, & Pantai Bama.
Kondisi Umum
Sejarah, Letak & Luas Kawasan
Sebelum th 1928, AH. LOEDEBOER seseorang pemburu kebangsaan Belanda mempunyai daerah Konsesi perkebunan di Labuhan Merak & Gunung Mesigit. Beliau sudah menyimpanperhatian bahwa Baluran memiliki nilai mutlak buat perlindungan satwa mamalia besar.
Pada thn 1930 KW. DAMMERMAN yg menjabat sbg Direktur Kebun Raya Bogor mengusulkan perlunya Baluran ditunjuk yang merupakan hutan lindung. Pada thn 1937, Gubernur Jenderal Hindia Belanda menetapkan Baluran sbg Suaka Margasatwa dgn keputusan GB. No. 9 tanggal 25 September 1937 Stbl. 1937 No. 544. Selanjutnya ditetapkan kembali oleh Menteri Pertanian & Agraria RI dgn Surat Keputusan nomer. SK/II/1962 tanggal 11 Mei 1962. Pada tanggal 6 Maret 1980 bertepatan dgn hri Strategi Pelestarian se-Dunia, Suaka Margasatwa Baluran oleh menteri Pertanian diumumkan juga sebagai Taman Nasional.
Kawasan TN Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kab Situbondo, Propinsi Jawa Timur bersama batas-batas wilayah sebelah utara Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Sungai Bajulmati, Desa Wonorejo & sebelah barat Sungai Klokoran, Desa Sumberanyar.Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 279/Kpts.-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 kawasan TN Baluran seluas 25.000 Ha. Sesuai dgn peruntukkannya luas kawasan tersebut dibagi jadi sekian banyak zona berdasarkan SK. Dirjen PKA No. 187/Kpts./DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 yg terdiri dari: zona inti seluas 12.000 Ha, zona rimba seluas 5.537 ha (perairan = 1.063 Ha & daratan = 4.574 Ha), zona pemanfaatan intensif bersama luas 800 Ha, zona pemanfaatan husus dgn luas 5.780 Ha, & zona rehabilitasi seluas 783 Ha.
Sedangkan dari sisi pengelolaan kawasan TN Baluran dibagi jadi dua Seksi Pengelolaan Taman Nasional, yakni: Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Bekol, meliputi Resort Bama, Balanan & Perengan, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karangtekok meliputi Resort Watu Numpuk, Labuhan Merak & Bitakol.
Iklim
Menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson kawasan TN Baluran beriklim kering type F bersama temperatur berkisar antara 27,2ºC-30,9º C, kelembaban hawa 77 %, kecepatan angin 7 nots & arah angin teramat dipengaruhi oleh arus angin tenggara yg kuat. Musim hujan terhadap bln November-April, sedangkan periode kemarau kepada bln April-Oktober dgn curah hujan paling tinggi kepada bln Desember-Januari. Namun dengan cara faktual, perkiraan tersebut tidak jarang beralih serasi dgn keadaan global yg mempengaruhi.
Geologi & Tanah
Secara geologi TN Baluran mempunyai dua kategori golongan tanah, yakni tanah pegunungan yg terdiri dari type tanah aluvial & tanah vulkanik, pun tanah basic laut yg terbatas cumaterhadap dataran pasir sepanjang pantai daerah-daerah hutan mangrove. Tanah vulkanik berasal dari pelapukan basalt, debu vulkanik, batuan vulkanik intermedia yg berbentuksebuah urutan bertingkat dari keadaan tanah yg berbatu-batu di lereng gunung yg tinggi & curam hingga tanah aluvial yg dalam di dataran rendah. Keadaan tanahnya terdiri dari typeyg tajir bakal mineral tapi miskin bakal bahan-bahan organik, & memiliki kesuburan kimia yg tinggi namun keadaan fisiknya kurang baik dikarenakan sebahagian akbar berpori-pori &tak sanggup menaruh air dgn baik.
Tanah yg berwarna hitam yg meliputi luas kira-kira setengah dari luas daratan rendah, ditumbuhi rumput savana. Daerah ini yaitu daerah yg amat subur, pula menunjangkeanekaragaman ketajiran makanan bagi kategori satwa pemakan rumput. Tanah-tanah ini lebih enteng longsor & amat berlumpur terhadap masa penghujan. Sebaliknya kepadadiwaktu masa kemarau kondisi permukaannya jadi pecah-pecah dgn patahan hingga mencapai kedalaman 80 senti meter. Keadaan tipe tanah ini amat menyulitkan utk kontruksi jalan, dikarenakan senantiasa berjalan pemuaian & penyusutan serasi bersama musim.
Hidrologi
TN Baluran memiliki tata air radial, terdapat sungai-sungai agung termasuk juga sungai Kacip yg mengalir dari kawah menuju Pantai Labuhan Merak, Sungai Klokoran & Sungai Bajulmati yg jadi batas TN Baluran di sektor Barat & Selatan. Banyak basic sungai yg berisi air tatkala periode penghujan yg pendek, bakal namun tidak sedikit air yg meresap lewatabu vulkanik yg berpori-pori hingga mencapai lapisan lava yg keras di bawah tanah & ke luar lagi terhadap permukaan tanah yang merupakan mata air -mata air kepada sumber air di daerah pantai (Popongan, Kelor, Bama, Mesigit, Bilik, Gatal, Semiang & Kepuh), daerah kaki bukit (sumber air Talpat), kepada daerah ujung pantai (teluk Air Tawar) & air laut (dekat Tanjung Sedano). Pada periode hujan, tanah yg hitam sedikit sekali bisa ditembus air & air mengalir di permukaan tanah, menempa tidak sedikit kubangan (terutama di sebelah selatan daerah yg menghubungkan Talpat bersama Bama). Pada periode kemarau air tanah di permukaan tanah jadi amat sangat terbatas & persediaan air kepada sekian banyakmata air tersebut jadi berkurang.
Kondisi Sosial Ekonomi & Budaya Masyarakat
Kawasan TN Baluran berbatasan dgn dua desa adalah Desa Wonorejo & Desa Sumberanyar. Sebagian akbar masyarakatnya bermata pencaharian yang merupakan petani & buruh tani. Kondisi iklimnya yg kering dgn masa kemarau yg panjang menciptakan hasil pertanian di daerah ini kurang baik. Untuk meringankan kehidupannya warga kira kira kawasan tidak jarang masuk ke hutan buat mencari buah asam, biji acacia, kemiri, gadung, kayu rencek & pupus gebang. Mata pencaharian lain masyarakat ialah penangkap ikan, peternak, pedagang, pegawai negara & wiraswasta & lain-lain.